Kalau belum baca: Part 1.
Namun, against all odds..
Di tengah perjalanan,
Ana tercengang, tertegun. Kaget dan menatap!
Mata ana terpaku ada seorang bapak yang salah satu kakinya tidak sempurna. Tumit kakinya bertempat di sisi depan kakinya; bukan di ujung belakang kaki. Tulang telapak kakinya berdiri tegak; bukan mendatar seperti kaki kita.
Ana bersepatu; beliau bertelanjang kaki. Ana dilindungi sepatu dan kaus kaki ana; beliau menginjak aspal yang panas di pagi yang terik. Belum sampai satu jam ana dapat musibah jatuh dari kopaja, ana sudah mengeluh berpanjangan. Namun, bapak itu terlihat sangat tabah dan tegar, meski entah sudah berapa lama beliau berkaki seperti itu.
Astaghfirullaah! Ana spontan berucap. ALLAH..